Pencarian

Mengulik Pengkajian Nyeri dengan Metode PQRST

post-title

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan dan yang paling banyak dikeluhkan (American Medical Association, 2013).

Sedang S. Tetty dalam buku Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri (2015) menjelaskan bahwa nyeri adalah kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala maupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

Perawat wajib tahu bahwa pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif. Karena dalam praktik keperawatan, sering ditemukan masalah yang berkaitan dengan nyeri. Seperti nyeri setelah operasi, nyeri pada gastritis, nyeri pada anggota tubuh karena aktivitas yang berlebih, atau bekerja tidak sesuai dengan prinsip ergonomi.

Untuk lebih memahami nyeri yang dialami pasien, metode mnemonik PQRST yang berfokus pada aspek biologis.

P : Provokes and Palliate (Penyebab)

Apa penyebab nyeri? Apa yang mengurangi nyeri? Apa saja pengobatan yang sudah diterima dan apakah obat diminum dengan rutin? Apa yang memperburuk nyeri?

Q : Quality (Kualitas)

Seberapa berat keluhan nyeri terasa? Bagaimana deskripsi nyerinya? Tajam? Tumpul? Seperti rasa tertusuk, terbakar atau diremas-remas? Seberapa sering terjadinya.

R : Region and Radiation (Penyebaran)

Di mana lokasi nyeri dirasakan atau ditemukan? Apakah hanya ada satu titik saja? Apakah menjalar? Ke mana? Apakah nyeri tersebut menyebar ke tempat lain?

S : Severity (Keparahan)

Bagaimana intensitasnya? Bagaimana pengaruh nyeri terhadap tidur, fungsi fisik, kemampuan bekerja, ekonomi, mood, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, kehidupan seks?

T : Time/Temporal (Waktu)

Kapan nyeri tersebut mulai muncul? Apakah muncul terus menerus atau hilang timbul? Berapa lama munculnya? Kapan hilang? Kapan timbul? Apakah bisa tidur di malam hari? Apakah mengganggu aktivitas di siang hari? Apakah nyeri saat bergerak? Apakah pernah mengalami nyeri seperti ini sebelumnya?

Akreditasi rumah sakit di Indonesia juga merekomendasikan mnemonik PQRST sebagai struktur untuk pengkajian nyeri di rumah sakit. Metode ini juga digunakan sebagai struktur saat tenaga kesehatan menggali informasi dari pasien.

Secara prinsip, aspek biologis dan psikososial dalam pengkajian nyeri kronis diintegrasikan dalam pembelajaran yang utuh dan otentik untuk memudahkan para perawat saat bekerja.

BELAJAR SINGKAT

Seorang pasien datang memeriksakan diri dengan keluhan utama nyeri dada ditambah batuk serta sesak napas. Nyeri tersebut terasa kian hebat saat berubah posisi dari berbaring ke duduk. 

P : Jika keluhan utamanya adalah nyeri hebat pada bagian dada yang sangat terasa ketika berbaring ke duduk, maka potensinya adalah sang pasien menderita peradangan pleura.

Q : Kualitas nyeri dada pada peradangan pleura biasanya terasa seperti tertusuk-tusuk atau terbakar. (Pasien akan diminta menggambarkan seperti apa nyeri yang ia rasakan.)

R : Pada efusi pleura, kualitas keluhan akan berkurang saat memiringkan posisi duduk atau tidur. Sebab, pada paru-paru akan berkembang dengan maksimal pada posisi tersebut.

S : Gunakan skala 0-5 untuk mengetahui seberapa sakit nyeri yang dialami pasien. Utamanya saat menjalankan aktivitas atau ketika tertidur. Skala 0 berarti tidak ada nyeri, sedang 5 nyeri paling hebat.

T : Kapan keluhan sering muncul, berapa lama berlangsungnya, dan apakah kian buruk pada malam atau siang hari.


Referensi :

Tetty, S. (2015) Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

Findyartini, Ardi, et. al. (2020) Buku Panduan Adaptasi Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan di Era Pandemi Covid-19. Bogor: Universitas Indonesia Publishing.

Muttaqin, Arif. (2018) Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Penerbit Salemba.

Twitter